Sabtu, 12 Oktober 2013

TUNTUNAN MEDITASI Dengan ber- DZIKIR - bag 10



Tulisan sebelumnya :  TUNTUNAN MEDITASI   Dengan ber- DZIKIR - bag  9

Islam itu dinamis tidak taklid dan tidak dogmatis :
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.  Bacalah dan Tuhanmulah Yang MahaPemurah, yang mengajarkan manusia melalui kalam. Dia mengajarkan manusia apa-apa yang tidak diketahuinya ( Al Allaq 96 : 1-5 )
Bertakwalah kalian kepada Allah dan Allah akan mengajari kalian
( Al Baqarah 2 : 282 )Allah Guru Sejati…

Allah akan membimbing dengan Cahaya-nya kepada Cahaya-Nya bagi yang dikehendaki-Nya ( An Nuur 24 : 35 )… Allah Guru Sejati…

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal ( Ali Imran 3 : 190 )
Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya  ( Yunus 10 : 100 )
Maka bertanyalah kepada orang-orang yang berpengetahuan jika kamu tidak mengetahui  ( An Nahl 16 : 89 )
Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang berusaha melakukan perubahan ( Ar Rad 12 : 11 )

Ilmu Allah sangatlah luas, seperti samudera tanpa batas, tak mungkin kita bisa mempelajari semuanya. Kadang-kadang semakin banyak apa yang kita pelajari, ego kita menjadi semakin tinggi, sehingga kita menjadi semakin menjauh dari Tuhan… Oleh karena itu bukan seberapa banyak apa yang harus kita pelajari, namun seberapa dekat kita kepada Tuhan. Selama ini ego kita yang ngoceh terus memohon kepada Tuhan, tanpa sedikitpun memberi kesempatan untuk mendengarkan Shabda Tuhan, apa kehendakNya untuk kita. Kita harus yakin bahwa Tuhan akan memberikan apa yang terbaik untuk kita di dunia ini.
Oleh karena itu alangkah dungunya kita, kalau kita hanya merengek-rengek terus minta duniawi tanpa mau mendengarkan Shabda Tuhan.   Shabda Tuhan adalah hening …. dalam hening … Dia datang … menampakkan CahayaNya, serta dengan lembut Dia menyapa hambanya.  Dalam hening dengarkan Shabdanya melalui telinga bathin … Justru inilah harta yang amat sangat berharga bagi kita, bukan harta duniawi, namun perjumpaan denganNYA.
Kata Rosulullah, pembersih hati adalah Dzikir dan jalan terdekat menuju kepada Allah adalah dzikir. Bila hati bersih pintu hati akan terbuka lebar, jalan menuju Allah bebas hambatan.  Oleh karena itu mulai sekarang kita harus belajar berdzikir secara bertahap.  Sebaiknya dilakukan setelah selesai sholat apa saja agar suasana sakral, suasana religiusnya terbina tahap demi tahap.
Putarkan kaset musik lembut sebagai pembatas waktu serta wangi-wangian atau dupa wangi untuk membantu menentramkan suasana hati kita yang sedang kalut.
Duduklah dengan santai di atas kursi atau duduk bersila di atas lantai dengan alas yang empuk.  Duduk setegak mungkin tapi harus santai, jangan dipaksakan.  Usahakan agar posisi kepala, tulang punggung sampai tulang ekor berada dalam satu garis lurus.  Kedua telapak tangan berada di atas paha.
Santai,senyum dan pasrah sebagai langkah awal dari relaksasi.
Agar perhatian kita tidak bercabang-cabang, maka mata harus dipejamkan.  Niatkan dalam hati untuk memusatkan perhatian ke satu titik di kening di antara kedua alis mata atau membayangkan lafad Allah, atau bayangkan wajah ibu kita, atau bayangkan wajah kita sendiri, hanya niat saja, tanpa harus memaksakan diri.  Semakin dipaksa kerja otak akan semakin giat.  Biarkan seperti air mengalir.  Biarkan apa adanya.  Setiap pikiran yang berkelebat jangan dianalisa, namun harus kita sadari agar kita segera kembali ke titik semula. Lambat laun pun  akan terjadi relaksasi secara alami.  Santai, senyum dan pasrahkan semuanya kepada Allah …

Ujung lidah dilipat ke atas menyentuh langit-langit yang artinya dengan ujung lidah kita mengukir asma Allah pada langit-langit.  Bila suatu saat nanti kita sudah tidak sanggup lagi untuk mengucapkan Asma Allah, maka cukup dengan menempelkan ujung lidah pada ukiran tersebut, berarti kita eling, ingat kepada Allah, maka kita mati dalam keadaan muslim…
Bacalah buku RAIHLAH HAKIKAT, JANGAN ABAIKAN SYARIAT terjemahan Wahyuddin dari Syeikh Abdul Qadir Jaelani : Adab as-Suluk wa at-Tawashshul ila Manazil al Muluk., di halaman terakhir…!!!  Diceriterakan bahwa pada saat menjelang maut, ujung lidah Syeikh Abdul Qadir Jaelani dilipat ke atas menyentuh langit-langit mengucapkan Allah… Allah … kemudian beliau wafat… sebagai muslim…

Ujung lidah tersebut akan memberikan rangsangan ke langit-langit diteruskan ke otak, ke kelenjar hypofisis, hypothalamus, thalamus dan kelenjar pineal. Hypofisis akan mengeluarkan hormon pertumbuhan untuk regenerasi sel-sel  tubuh kita, daya kekebalan tubuh kita meningkat, dan sel anti kanker meningkat, sehingga tubuh kita menjadi sehat. Selain itu otak pun akan mengeluarkan hormon Endomorpin dan Melatonin yang akan mencapai kadar optimalnya pada saat puncak dzikir-meditasi, sehingga terjadi ekstase, otot-ototnya rileks, hatinya tenang dan tentram…  
Bila otaknya direkam maka akan muncul gelombang Alpa kemudian pada puncak meditasi muncul gelombang Theta, dengan frekwensi 4 – 7 Hz.  
Karena pengaruh Endomorpin pembuluh darah melebar, sirkulasi darah ke otak lancar, nutrisi dan oksigenisasi ke otak meningkat, sehingga sel otak yang aktif pun meningkat. Secara alami kita menjadi manusia yang cerdas lahir dan bathin. Kecerdasan Emosional dan kecerdasan Spiritualnya meningkat… Ini luar biasa. 

Pada saat menahan nafas, penyerapan oksigen menjadi optimal, sehingga proses metabolisme di dalam tubuh meningkat, terjadilah reaksi kimia berantai di dalam tubuh sehingga aktifitas elektron meningkat yang akan menimbulkan gelombang elektromagnetik disekeliling tubuh kita.  Bila saat meditasi gelombang elektromagnet ini direkam dengan alat photo Kirlian yang sudah dimodifikasi maka akan terekam cahaya aura, diawali cahaya merah, kuning, hijau, biru, ungu dan pada saat puncak meditasi akan muncul cahaya putih di sekeliling tubuh kita… Kata Jalaluddin Rumi, apapun agamanya hasil akhir dari keimanan sama…

Selanjutnya tarik nafas secara perlahan-lahan melalui kedua lubang hidung sampai rongga dada terasa penuh, kemudian rongga dada dikempiskan, rongga perut dikembangkan, tahan nafas sebentar kemudian keluarkan nafas secara perlahan-lahan melalui kedua lubang hidung sambil merasakan seluruh otot-otot kita mulai dari ujung kaki sampai ke ujung rambut menjadi relaksasi.  
Ulangi lagi seperti tadi, tarik nafas perlahan-lahan sampai rongga dada terasa penuh, turunkan ke perut, rongga dada dikempiskan rongga perut dikembangkan, tahan sebentar sambil niatkan dalam hati untuk mengistirahatkan otak kiri kita, berikan senyuman cinta kasih kita kepada otak kiri kita sebagai tanda rasa terima kasih kita kepada otak kiri.
Kemudian hembuskan nafas secara perlahan-lahan melalui kedua lubang hidung. Ulangi lagi seperti tadi, tarik nafas secara perlahan sampai rongga dada terasa penuh, turunkan ke perut, tahan sebentar sambil niatkan dalam hati untuk mengistirahatkan otak kanan kita, berikan senyuman cinta  kasih kita kepada otak kanan kita, sebagai rasa terima kasih kita.
Ulangi lagi, tarik nafas secara perlahan-lahan sampai rongga dada terasa penuh, turunkan ke perut, tahan sebentar, sambil niatkan dalam hati untuk mengistirahatkan otak belakang kita, berikan senyuman cinta  kasih kita kepada otak belakang kita, sebagai rasa terima kasih kita, kemudian hembuskan nafas secara perlahan-lahan melalui kedua lubang hidung.
Ulangi lagi, tarik nafas secara perlahan-lahan sampai rongga dada terasa penuh, turunkan ke perut, tahan sebentar, sambil niatkan dalam hati untuk mengistirahatkan hati kita dari berbagai macam perasaan, berikan senyuman cinta kasih kita kepada hati, sebagai rasa terima kasih kita kepada hati.  
Ulangi lagi, tarik nafas secara perlahan-lahan sampai rongga dada terasa penuh, turunkan ke perut, tahan sebentar, hembuskan nafas melalui kedua lubang hidung secara perlahan-lahan sambil merasakan otot-otot seluruh tubuh serta seluruh otak kita menjadi sangat santai, menjadi relaksasi sepenuhnya…….
Selanjutnya kita bernafas seperti biasa tanpa menahan nafas, namun ujung lidah masih tetap menyentuh langit-langit…. Kemudian kita berdoa dalam hati sesuai dengan keyakinan kita masing-masing, tanpa do’a pun Tuhan tidak akan marah… Semoga Allah berkenan untuk membersihkan serta membuka hati kita, menerangi hati kita dengan Cahaya Kasih SayangNya sesuai dengan tahap pertama menurut ajaran Al Ghazali yaitu membersihkan hati…. 

Tulisan berikutnya : TUNTUNAN MEDITASI   Dengan ber- DZIKIR - bag  11

TUNTUNAN MEDITASI Dengan ber- DZIKIR - bag 8

Tulisan Sebelumnya : TUNTUNAN MEDITASI   Dengan ber- DZIKIR - bag 7



Menurut Khrisnamurti :

Essensi meditasi adalah berakhirnya pikiran.  Otak berhenti berpikir sepenuhnya.  Bathin yang meditatif adalah hening, suasana bathin yang sangat religius. Pada saat itu muncul letupan gelora kasih sayang yang luar biasa, kasih sayang universal tanpa syarat, penyerahan total kepada Allah.  Kondisi seperti itulah yang disebut samadhi, tidak ada lagi pemisahan dan pengkotakan duniawi.  Di dalam kasih sayang ini semua pemisahan dan pengkotakan duniawi berakhir, terbebas dari ruang dan waktu.  Otak terbebas dari pikiran mesjid, gereja, kuil, pagoda, doa-doa maupun lagu-lagu pujian lainnya. Otak tidak lagi berfikir hitam-putih, coklat-kuning, mata belo mata sipit.  Karena kita telah sadar dan telah mengenal rumah Tuhan Yang Sejati, Kuil Tuhan Yang Sejati, Masjid Tuhan Yang Sejati, buatan Tuhan sendiri, tidak dibuat dari batu bata,  tapi dari keimanan, ketakwaan, kesucian, kedamaian, keselamatan, kasih - sayang, kesabaran dan keikhlasan serta berserah diri kepadaNya… Itulah fitrah… Itulah Islam…  Kita sadar bahwa Tuhan tidak berada di bumi, tidak berada di langit, akan tetapi Dia bersemayam dalam hati orang-orang yang beriman.  Kata para Sufi : Kolbu mukmin baitullah.  Di dalamnya Ruh bersujud sejak hari pertama Ruh dilahirkan.  Kita sadar bahwa Allah tidak beragama, karena Dia-lah pemilik semua agama.  Allah tidak bersyahadat, karena Dia-lah yang memerintahkan umat manusia untuk bersyahadat kepada-Nya.

Perhatikan Firman Allah :
Bukankah aku Tuhanmu.  Para Ruh menjawab : Benar kami bersaksi ( Al A’raf 7 :172 ).  Semua ruh sudah berserah diri, semua ruh sudah muslim yang artinya berserah diri.  Bila kita mau jujur, sesungguhnya semua umat manusia di dunia sudah muslim. Allah telah menciptakan umat manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling bersilaturahmi dan berlomba-lomba berbuat kebaikan.  Siapapun yang memutuskan tali silaturahmi, dia akan mendapatkan kehinaan dimanapun dia berada (Ali Imran ayat 112). Perhatikan Surat Al Maidah ayat 48 : Allah telah menciptakan bermacam-macam umat serta tata cara penyembahan kepada Tuhan yang sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing umat. Surat Al Baqarah ayat 62 : Bagi mereka yang beriman kepada Allah, kepada hari kiamat dan berbuat kebaikan, baik penganut Yahudi, Nasrani maupun Shabin, mereka juga akan mendapat pahala dari Tuhannya.  Allah tidak membeda-bedakan umat manusia, karena kita semua adalah ciptaanNya… Perhatikan Surat Al Hijr 15 : 29 : Apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya, Aku tiupkan Ruh-Ku kepadanya.  Berarti di dalam setiap umat manusia bahkan di semua ciptaanNya ada Ruh Tuhan, ada Essensi Dzat Illahiah. Perhatikan juga Surat Fushshilat 41 : 53-54 dan Surat Adz Dzaariyaat 51 : 21 : Tanda-tanda Ku di segenap penjuru dan di dalam diri mereka, di dalam dirimu dan di dalam diri kita semua ada tanda-tanda Allah, ada essensi Ilahiah,  apakah engkau tidak memperhatikan.  Di air hujan, di air comberan, di air laut, di dalam lumpur, bahkan di dalam debu sekalipun ada Aku, ada tanda-tanda Ku, ada rahasia-Ku.  Apakah engkau tidak memperhatikan, apakah engkau tidak mengetahui, apakah engkau tidak berfikir … Padahal kita telah diberi akal …
Setiap Ruh yang masuk ke dalam tubuh manusia membawa amanah  ( Al Ahzab 33 : 72 ). Tidak disebutkan amanah itu apa.  Mungkin amanah itu adalah tugas Ruh hidup di dunia sebagai apa.  Apakah sebagai khalifah ataukah sebagai penjahat ataukah amanah itu adalah agama ???  Bila memang agama, tidak dikatakan agamanya apa.   A artinya tidak dan Gama artinya kacau, jadi agama artinya tidak kacau. Tidak kacau artinya damai.  Islam artinya damai.  Semua Ruh yang dilahirkan ke dunia, apakah dia negro, bule, kuning, coklat, mata belo, mata sipit, tanpa kecuali, mereka semua adalah Umat Allah, semuanya membawa amanah Allah, semua umat membawa amanah agar damai, semua umat membawa amanah agar tidak membuat kekacauan di muka bumi ini.
Perhatikan Surat Al Anbiya 21 : 92 : Sesungguhnya agama kamu itu satu saja, dan Aku adalah Tuhan-mu, oleh karena itu sembahlah Aku.
Apakah agama yang satu itu ???  Yaitu agama yang mengajarkan tentang fitrah. Agama yang mengajarkan tentang keimanan, ketakwaan, kesucian, kedamaian, keselamatan, kasih sayang, kesabaran, keikhlasan serta berserah diri kepada Allah… Berserah diri adalah muslim… Itulah Islam.   Kita semua sudah muslim sejak di alam arwah.  Jadi kita tidak perlu ribut-ribut bertengkar mengenai masalah agama, karena semua agama mengajarkan tentang fitrah dan fitrah itu sudah terprogram di dalam hati nurani semua umat manusia.  Kata Al Qur’an : Fitrah itu tidak pernah berubah ( Ar-Rum 30 : 30 ).  Oleh karena itu, semua umat manusia sama di mata Allah. Allah tidak melihat wajah dan harta kita.  Allah hanya melihat hati kita.  Keimanan dan ketakwaanlah yang membedakan kita di mata Allah apapun agamanya. Kita perhatikan Surat Al Maidah 5 : 3 : Dan telah Aku ridhoi Islam (fitrah,damai) menjadi agamamu.

Dalam keadaan bathin yang meditatif ada perasaan tenang dan tentram, damai dan bahagia. Terjadi ekstase, karena di dalam otak kita terjadi proses pengeluaran hormon Endomorpin dan Melatonin  yang mempunyai efek ekstase.  Tidak ada lagi rasa dendam yang membara di dalam dada, tidak ada lagi rasa benci di dalam hati, karena apapun yang kita benci di dalamnya ada tanda-tanda Allah, ada rahasia Allah, ada Essensi Dzat Ilahiah … Pada tahap ini kita masuk ke dalam dimensi lain di luar jangkauan nalar, di luar jangkauan ruang dan waktu.  Situasi dan kondisi seperti itulah yang disebut samadi, menurut Al Ghazali adalah tahap fana, dimana kita merasa lebur dan larut, selanjutnya adalah kasyaf, terbukanya tabir.

Dari apa yang di ajarkan Nabi Muhammad serta generasi penerusnya para sufi Al Hallaj, Jalaluddin Rumi dan Al Ghazali maupun bagi yang bukan umat Islam Khrisnamurti, Charan Singh dan Ching Hay, tampak adanya persamaan dalam rangka upaya untuk mencapai pencerahan atau makripat kepada Dzat, yaitu melalui dzikir-meditasi.  Bagi umat Islam kesempurnaan keberagamaan bila telah mencapai iman, islam dan ikhsan. Iman dipelajari melalui ilmu ushuluddin, islam dipelajari melalui ilmu fikih dan ikhsan hanya bisa dicapai melalui tasawuf. Jadi selain sholat lima waktu, bagi umat islam yang ingin mencapai kesempurnaan, untuk mencapai pencerahan, mau tidak mau kita harus melakukan latihan dzikir - meditasi untuk melihat Cahaya Ilahi serta mendengarkan Shabda Ilahi agar bisa mencapai fana dan kasyaf, agar bisa mencapai pencerahan dan makripat kepada Dzat, agar kita menjadi insan kamil, yaitu manusia yang paling mulia di sisi Allah.

  Bersambung : TUNTUNAN MEDITASI   Dengan ber- DZIKIR - bag  9

Jumat, 30 Agustus 2013

TUNTUNAN MEDITASI Dengan ber- DZIKIR - bag 5

Tulisan Sebelumnya : TUNTUNAN MEDITASI   Dengan ber- DZIKIR - bag 4



Sekarang yang harus kita renungkan dan yang harus kita kaji ulang adalah apakah yang dilakukan Muhammad di gua Hiro sebelum beliau menjadi Nabi, sebelum beliau dinobatkan menjadi Rosulullah ??? Pada saat itu belum ada Al Qur’an dan Sunah Rosulullah saw sebagai pedoman hidup bagi umat Islam, belum ada perintah sholat seperti sekarang, namun beliau sangat berhasil mendekatkan diri dan berkomunikasi dengan Tuhan secara efektif.  Bagaimanakah caranya agar kita bisa dekat serta bisa berkomunikasi dengan Tuhan seperti beliau ???
Perhatikan Surat Al A’raaf 7 : 172 : Bukankah Aku Tuhanmu ??? Semua Ruh menjawab : Benar kami bersaksi. Surat Al Hijr 15 : 29 : Apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya, Aku tiupkan Ruh-Ku kepadanya.  Hanya ruh yang bisa berkomunikasi dengan Tuhan, karena  Ruh berasal dari Cahaya Allah, berarti Cahaya dengan Cahaya saling berkomunikasi. Sesuai dengan Hadits Rosulullah : Mengenal Tuhan harus melalui Tuhan.  Agar Ruh kita bangkit maka jasmani harus “dimatikan”, kerja otak harus dihentikan, otak harus berhenti berfikir.  Ego kita harus dimatikan agar kesadaran ruhnya bangkit untuk berkomunikasi dengan Allah… Hening, tanpa suara, tanpa kata-kata, karena yang bisa berkomunikasi serta yang akan kembali kepada Tuhan adalah RuhOleh karena itu hati harus bersih dari segala macam nafsu… Petunjuk dari Allah datangnya ke Hati, bukan ke otak… Jangan terpesona pada suara-suara yang lewat telinga, itu bisikan syaetan.  Bila mendengar bisikan atau suara lewat telinga kita mohon di dalam hati kepada Allah : Yaa Allah hamba mohon mujizatnya dua kalimah syahadat… sambil menahan nafas baca dalam hati dua kalimah syahadat,  melalui imaginasi tiupkan ke telinga kita yang menerima bisikan.  

Pada saat Rosulullah pertama kali menerima Firman Allah, beliau menggigil ketakutan karena mendengar suara yang menakutkan, bumi terasa berguncang. Ketika menerima Firman-firman Allah berikutnya, beliau sudah terbiasa, suara yang terdengar pun bervariasi, suatu ketika berdengung seperti suara lebah, kadang-kadang seperti suara lonceng, suara seruling, musik surgawi yang merdu.  Setelah mendengar suara-suara tersebut Rosulullah merasa bahwa Firman itu sudah ada di dalam qolbunya.   Dengan demikian sesungguhnya Al Qur’an - Kitab Allah sudah terprogram dalam hati kita masing-masing.

Perhatikan beberapa Firman Allah :
Dialah Jibril yang telah menurunkan Al Qur’an ke dalam qolbumu atas izin Allah  
( AL BAQARAH 2 : 97 )
 ( Al Qur’an ) ini adalah ayat-ayat yang nyata di dalam hati orang-orang yang diberi ilmu dan hanya orang-orang durjana yang mengingkari ayat-ayat Kami
( AL ANKABUT 29 : 49 .)
Dia (Allah) akan memberi petunjuk kepada Hatinya
( AT-TAGABUN 64 : 11 )
Sesungguhnya Al Qur’an yang mulia berada pada kitab yang terpelihara dan tidak tersentuh kecuali oleh mereka yang di sucikan ( AL WAQI’AH 56 : 77-78 )
Oleh karena itu Rosulullah bersabda :
Bacalah kitab yang kekal yang berada di dalam dirimu …
Barang siapa mengenal dirinya maka dia mengenal Tuhannya
Barang siapa mencari Tuhan keluar dari dirinya maka dia akan tersesat semakin jauh …!!!

Apa yang dimaksud kitab yang kekal yang berada di dalam dirimu…??? Itulah Al Qur’an yang mulia, Al Qur’an sejati yang ada di dalam diri …
Kenapa Rosulullah pun tidak menganjurkan mencari Tuhan ke Mekah, namun mencari Tuhan kedalam diri…???  Apakah Tuhan ada di Mekah …???

Perhatikan firman-firman ALLAH :
Bila hamba-hamba-KU bertanya tentang Aku, katakanlah bahwa Aku dekat ( AL BAQARAH 2 : 186 ). 
Lebih dekat Aku dari pada urat leher ( AL QAF 50 : 16 ). 
Akan Kami perlihatkan kepada mereka, tanda-tanda Kami disegenap penjuru dan pada diri mereka ( FUSHSHILAT 41 : 53 )
Dzat Allah meliputi segala sesuatu ( FUSHSHILAT 41 : 54 )
Dia bersamamu dimanapun kamu berada ( AL HADID 57 : 4 . )
Kami telah mengutus seorang utusan dalam diri-mu ( AT TAUBAH 9 : 128)
Di dalam dirimu apakah engkau tidak memperhatikan ( AZZARIYAT 52 : 21 ) Tuhan menempatkan diri antara manusia dengan kolbunya ( AL ANFAL 8:24 )

Tidak ada satu ayatpun yang mengatakan Allah ada di Mekah ...!!!???
Oleh karena itu wajarlah bila Rosulullah tidak menganjurkan mencari Tuhan ke Mekah, tapi mencari Tuhan ke dalam diri… agar tidak tersesat …!!!
Perjalanan menuju kepada Allah adalah perjalanan dari alam lahiriyah ke alam bathiniyah… Perjalanan yang transendental, perjalanan yang tidak masuk akal … Bukan perjalanan ke Masjidil Harom, bukan ke Mekah..

Menurut Charan Singh yang beragama Hindu :
Untuk bertemu dengan Tuhan, kita harus bisa mati selagi hidup. Kita harus meditasi, yaitu hening,  mengosongkan pikiran, menghampakan tubuh dan membawa aliran jiwa atau ruh ke suatu titik diantara dan dibelakang mata, yang disebut mata ke tiga, sambil dalam hati mengulang-ngulang nama Tuhan.  Dengan meditasi kita menyatukan jiwa atau ruh dengan kekuatan Cahaya dan Suara di dalam. Hanya dengan memusatkan perhatian kita ke mata ketiga itu sajalah kita bisa mendengar suara di dalam. Suara di dalam itulah yang akan menarik kita naik ke dalam cahaya. Yang dimaksud mata ketiga adalah pusat pikiran dan jiwa atau ruh dalam keadaan sadar, terletak ditengah-tengah dahi diantara kedua alis mata, lebih tepatnya lagi, kira-kira satu setengah inci dari pusat itu ke arah dalam. Selama kita masih belum menarik kesadaran kita ke pusat mata ketiga dan menghubungkannya dengan Ruh, dengan Sumber Suara, Sumber Firman di dalam, kita tidak dapat mati selagi hidup.  Proses kematian pun seperti itu, ruh kita akan tertarik naik mulai dari telapak kaki ke pusat mata ketiga.  Perbedaan penting adalah pada mati selagi hidup hubungan ruh dengan tubuh tidak terputus.  Setelah mencapai mata ketiga maka perjalanan ruh yang sesungguhnya akan dimulai.  Bila seluruh kesadaran telah meninggalkan tubuh bagian bawah dan kita telah melewati mata ke tiga, maka ruh kita akan keluar dari tubuh jasmani dan memasuki alam astral, Out Of Body Experience ( OOBE ). Tanpa mati selagi hidup, tanpa meditasi kita tidak bisa masuk ke dalam untuk berjumpa dengan Tuhan, Guru Sejati kita.  Satu-satunya jalan adalah melalui meditasi.  Tujuan meditasi adalah untuk memperoleh ketenangan serta perasaan cinta kasih di dalam hati.  Ketenangan baru diperoleh bila semua penutup telah disingkirkan dari jiwa, maka jiwa pun menjadi bersinar dan menjadi murni, sehingga layak untuk bersatu dengan Tuhan.   Meditasi adalah do’a tanpa kata-kata.  Do’a dengan kata-kata adalah sarana menuju meditasi.  Dengan meditasi kita berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan tanpa pamrih, berserah diri secara sempurna.   Meditasi adalah do’a yang sesungguhnya, do’a yang terbaik, yang amat sangat menyenangkan Tuhan, yang akan diterima Tuhan, karena Ruh kita ingin kembali bersatu dengan-Nya.
Pada puncak meditasi akan dicapai suatu kondisi “trance” mistik. Suatu tingkatan kenikmatan dimana kesadaran akan dunia materi hilang. Keheningan yang sangat dalam.  Kondisi seperti itulah yang disebut samadhi … akhirnya mencapai Yoga … artinya penyatuan, manunggal …dimana ruh kita memasuki alam ghoib. 
Istilah samadhi menurut Al Ghazali adalah mencapai tahap fana dan kasyaf.  Fana artinya lebur dan larut.  Kata Al Hallaj bagaikan anggur tercampur air murni.  Sedangkan kasyaf artinya terbukanya hijab atau tabir.  Perhatikan Surat Al Qaaf 50 : 22 : Mulai hari ini Aku buka tabir yang menutupi matamu, maka pandangan matamu menjadi tajam.  Dalam hal ini pandangan mata bathin kita, mata hati kita, mata kebijaksanaan kita akan menjadi tajam.

Bersambung :  TUNTUNAN MEDITASI   Dengan ber- DZIKIR - bag  6