Sabtu, 12 Oktober 2013

TUNTUNAN MEDITASI Dengan ber- DZIKIR - bag 8

Tulisan Sebelumnya : TUNTUNAN MEDITASI   Dengan ber- DZIKIR - bag 7



Menurut Khrisnamurti :

Essensi meditasi adalah berakhirnya pikiran.  Otak berhenti berpikir sepenuhnya.  Bathin yang meditatif adalah hening, suasana bathin yang sangat religius. Pada saat itu muncul letupan gelora kasih sayang yang luar biasa, kasih sayang universal tanpa syarat, penyerahan total kepada Allah.  Kondisi seperti itulah yang disebut samadhi, tidak ada lagi pemisahan dan pengkotakan duniawi.  Di dalam kasih sayang ini semua pemisahan dan pengkotakan duniawi berakhir, terbebas dari ruang dan waktu.  Otak terbebas dari pikiran mesjid, gereja, kuil, pagoda, doa-doa maupun lagu-lagu pujian lainnya. Otak tidak lagi berfikir hitam-putih, coklat-kuning, mata belo mata sipit.  Karena kita telah sadar dan telah mengenal rumah Tuhan Yang Sejati, Kuil Tuhan Yang Sejati, Masjid Tuhan Yang Sejati, buatan Tuhan sendiri, tidak dibuat dari batu bata,  tapi dari keimanan, ketakwaan, kesucian, kedamaian, keselamatan, kasih - sayang, kesabaran dan keikhlasan serta berserah diri kepadaNya… Itulah fitrah… Itulah Islam…  Kita sadar bahwa Tuhan tidak berada di bumi, tidak berada di langit, akan tetapi Dia bersemayam dalam hati orang-orang yang beriman.  Kata para Sufi : Kolbu mukmin baitullah.  Di dalamnya Ruh bersujud sejak hari pertama Ruh dilahirkan.  Kita sadar bahwa Allah tidak beragama, karena Dia-lah pemilik semua agama.  Allah tidak bersyahadat, karena Dia-lah yang memerintahkan umat manusia untuk bersyahadat kepada-Nya.

Perhatikan Firman Allah :
Bukankah aku Tuhanmu.  Para Ruh menjawab : Benar kami bersaksi ( Al A’raf 7 :172 ).  Semua ruh sudah berserah diri, semua ruh sudah muslim yang artinya berserah diri.  Bila kita mau jujur, sesungguhnya semua umat manusia di dunia sudah muslim. Allah telah menciptakan umat manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling bersilaturahmi dan berlomba-lomba berbuat kebaikan.  Siapapun yang memutuskan tali silaturahmi, dia akan mendapatkan kehinaan dimanapun dia berada (Ali Imran ayat 112). Perhatikan Surat Al Maidah ayat 48 : Allah telah menciptakan bermacam-macam umat serta tata cara penyembahan kepada Tuhan yang sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing umat. Surat Al Baqarah ayat 62 : Bagi mereka yang beriman kepada Allah, kepada hari kiamat dan berbuat kebaikan, baik penganut Yahudi, Nasrani maupun Shabin, mereka juga akan mendapat pahala dari Tuhannya.  Allah tidak membeda-bedakan umat manusia, karena kita semua adalah ciptaanNya… Perhatikan Surat Al Hijr 15 : 29 : Apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya, Aku tiupkan Ruh-Ku kepadanya.  Berarti di dalam setiap umat manusia bahkan di semua ciptaanNya ada Ruh Tuhan, ada Essensi Dzat Illahiah. Perhatikan juga Surat Fushshilat 41 : 53-54 dan Surat Adz Dzaariyaat 51 : 21 : Tanda-tanda Ku di segenap penjuru dan di dalam diri mereka, di dalam dirimu dan di dalam diri kita semua ada tanda-tanda Allah, ada essensi Ilahiah,  apakah engkau tidak memperhatikan.  Di air hujan, di air comberan, di air laut, di dalam lumpur, bahkan di dalam debu sekalipun ada Aku, ada tanda-tanda Ku, ada rahasia-Ku.  Apakah engkau tidak memperhatikan, apakah engkau tidak mengetahui, apakah engkau tidak berfikir … Padahal kita telah diberi akal …
Setiap Ruh yang masuk ke dalam tubuh manusia membawa amanah  ( Al Ahzab 33 : 72 ). Tidak disebutkan amanah itu apa.  Mungkin amanah itu adalah tugas Ruh hidup di dunia sebagai apa.  Apakah sebagai khalifah ataukah sebagai penjahat ataukah amanah itu adalah agama ???  Bila memang agama, tidak dikatakan agamanya apa.   A artinya tidak dan Gama artinya kacau, jadi agama artinya tidak kacau. Tidak kacau artinya damai.  Islam artinya damai.  Semua Ruh yang dilahirkan ke dunia, apakah dia negro, bule, kuning, coklat, mata belo, mata sipit, tanpa kecuali, mereka semua adalah Umat Allah, semuanya membawa amanah Allah, semua umat membawa amanah agar damai, semua umat membawa amanah agar tidak membuat kekacauan di muka bumi ini.
Perhatikan Surat Al Anbiya 21 : 92 : Sesungguhnya agama kamu itu satu saja, dan Aku adalah Tuhan-mu, oleh karena itu sembahlah Aku.
Apakah agama yang satu itu ???  Yaitu agama yang mengajarkan tentang fitrah. Agama yang mengajarkan tentang keimanan, ketakwaan, kesucian, kedamaian, keselamatan, kasih sayang, kesabaran, keikhlasan serta berserah diri kepada Allah… Berserah diri adalah muslim… Itulah Islam.   Kita semua sudah muslim sejak di alam arwah.  Jadi kita tidak perlu ribut-ribut bertengkar mengenai masalah agama, karena semua agama mengajarkan tentang fitrah dan fitrah itu sudah terprogram di dalam hati nurani semua umat manusia.  Kata Al Qur’an : Fitrah itu tidak pernah berubah ( Ar-Rum 30 : 30 ).  Oleh karena itu, semua umat manusia sama di mata Allah. Allah tidak melihat wajah dan harta kita.  Allah hanya melihat hati kita.  Keimanan dan ketakwaanlah yang membedakan kita di mata Allah apapun agamanya. Kita perhatikan Surat Al Maidah 5 : 3 : Dan telah Aku ridhoi Islam (fitrah,damai) menjadi agamamu.

Dalam keadaan bathin yang meditatif ada perasaan tenang dan tentram, damai dan bahagia. Terjadi ekstase, karena di dalam otak kita terjadi proses pengeluaran hormon Endomorpin dan Melatonin  yang mempunyai efek ekstase.  Tidak ada lagi rasa dendam yang membara di dalam dada, tidak ada lagi rasa benci di dalam hati, karena apapun yang kita benci di dalamnya ada tanda-tanda Allah, ada rahasia Allah, ada Essensi Dzat Ilahiah … Pada tahap ini kita masuk ke dalam dimensi lain di luar jangkauan nalar, di luar jangkauan ruang dan waktu.  Situasi dan kondisi seperti itulah yang disebut samadi, menurut Al Ghazali adalah tahap fana, dimana kita merasa lebur dan larut, selanjutnya adalah kasyaf, terbukanya tabir.

Dari apa yang di ajarkan Nabi Muhammad serta generasi penerusnya para sufi Al Hallaj, Jalaluddin Rumi dan Al Ghazali maupun bagi yang bukan umat Islam Khrisnamurti, Charan Singh dan Ching Hay, tampak adanya persamaan dalam rangka upaya untuk mencapai pencerahan atau makripat kepada Dzat, yaitu melalui dzikir-meditasi.  Bagi umat Islam kesempurnaan keberagamaan bila telah mencapai iman, islam dan ikhsan. Iman dipelajari melalui ilmu ushuluddin, islam dipelajari melalui ilmu fikih dan ikhsan hanya bisa dicapai melalui tasawuf. Jadi selain sholat lima waktu, bagi umat islam yang ingin mencapai kesempurnaan, untuk mencapai pencerahan, mau tidak mau kita harus melakukan latihan dzikir - meditasi untuk melihat Cahaya Ilahi serta mendengarkan Shabda Ilahi agar bisa mencapai fana dan kasyaf, agar bisa mencapai pencerahan dan makripat kepada Dzat, agar kita menjadi insan kamil, yaitu manusia yang paling mulia di sisi Allah.

  Bersambung : TUNTUNAN MEDITASI   Dengan ber- DZIKIR - bag  9

2 komentar:

  1. ass wrwb,,saat meditasi dzikir dgn mengosongkan fikiran alias tdk mikir apa2 alias hampa..bukankah itu saat yg di nanti jin kafir untuk memasuki manusia?apa gk bahaya pak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikum salam. Sejujurnya Allah bisa menyerupai apapun yg ada di dunia ini, akan tetapi tak satupun yg ada di dunia ini bisa menyerupai Allah.
      Jika Anda membuka pintu hati dan meniatkan semua yang Anda lakukan hanya untuk mengenal kebesaran-Nya, Isya'allah Dia akan hadir dengan segala Kebesar-Nya. Akan-tetapi sebaliknya, jika apa yang akan kita lakukan adalah hanya sebagai pemuas napsu manusiawi kita, sudah barang tentu, Dia Yang Maha Kuasa akan memerintahkan Jin dan setan untuk menggagalkan segala upaya kita dalam mengenal Dia. Salam _()_ Rahayu!

      Hapus

Berikan komentar anda, like, G+, Tweeter atau apapun yang bisa meningkatkan mutu tulisan dan lebih bermanfaat bagi orang banyak.
semua komentar pasti akan di balas. Salam Rahayu!!