Tulisan Sebelumnya : TUNTUNAN MEDITASI Dengan ber- DZIKIR - bag 7
Bersambung : TUNTUNAN MEDITASI Dengan ber- DZIKIR - bag 9
Menurut Khrisnamurti :
Essensi meditasi adalah berakhirnya pikiran.
Otak berhenti berpikir sepenuhnya. Bathin yang meditatif adalah
hening, suasana bathin yang sangat religius. Pada saat itu muncul letupan gelora
kasih sayang yang luar biasa, kasih sayang universal tanpa syarat, penyerahan
total kepada Allah. Kondisi seperti itulah yang disebut samadhi, tidak
ada lagi pemisahan dan pengkotakan duniawi. Di dalam kasih sayang ini
semua pemisahan dan pengkotakan duniawi berakhir, terbebas dari ruang dan
waktu. Otak terbebas dari pikiran mesjid, gereja, kuil, pagoda, doa-doa
maupun lagu-lagu pujian lainnya. Otak tidak lagi berfikir hitam-putih,
coklat-kuning, mata belo mata sipit. Karena kita telah sadar dan telah
mengenal rumah Tuhan Yang Sejati, Kuil Tuhan Yang Sejati, Masjid Tuhan Yang
Sejati, buatan Tuhan sendiri, tidak dibuat dari batu bata, tapi dari
keimanan, ketakwaan, kesucian, kedamaian, keselamatan, kasih - sayang,
kesabaran dan keikhlasan serta berserah diri kepadaNya… Itulah fitrah… Itulah
Islam… Kita sadar bahwa Tuhan tidak berada di bumi, tidak berada di
langit, akan tetapi Dia bersemayam dalam hati orang-orang yang beriman.
Kata para Sufi : Kolbu mukmin baitullah. Di dalamnya Ruh bersujud
sejak hari pertama Ruh dilahirkan. Kita sadar bahwa Allah tidak beragama,
karena Dia-lah pemilik semua agama. Allah tidak bersyahadat, karena
Dia-lah yang memerintahkan umat manusia untuk bersyahadat kepada-Nya.
Perhatikan Firman Allah :
Bukankah aku Tuhanmu. Para Ruh menjawab : Benar
kami bersaksi ( Al A’raf 7 :172 ). Semua
ruh sudah berserah diri, semua ruh sudah muslim yang artinya berserah diri. Bila kita mau jujur, sesungguhnya semua umat
manusia di dunia sudah muslim. Allah telah menciptakan umat manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
agar saling bersilaturahmi dan berlomba-lomba berbuat kebaikan. Siapapun
yang memutuskan tali silaturahmi, dia akan mendapatkan kehinaan dimanapun dia
berada (Ali Imran ayat 112). Perhatikan Surat Al Maidah ayat 48 : Allah telah
menciptakan bermacam-macam umat serta tata cara penyembahan kepada Tuhan yang
sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing umat. Surat Al Baqarah ayat
62 : Bagi mereka yang beriman kepada Allah, kepada hari
kiamat dan berbuat kebaikan, baik penganut Yahudi, Nasrani maupun Shabin,
mereka juga akan mendapat pahala dari Tuhannya. Allah tidak
membeda-bedakan umat manusia, karena kita semua adalah ciptaanNya… Perhatikan
Surat Al Hijr 15 : 29 : Apabila telah
Aku sempurnakan kejadiannya, Aku tiupkan Ruh-Ku kepadanya. Berarti di
dalam setiap umat manusia bahkan di semua ciptaanNya ada Ruh Tuhan, ada Essensi Dzat Illahiah. Perhatikan juga Surat Fushshilat 41 :
53-54 dan Surat Adz Dzaariyaat 51 : 21 : Tanda-tanda Ku
di segenap penjuru dan di dalam diri mereka, di dalam dirimu dan di dalam diri
kita semua ada tanda-tanda Allah, ada essensi Ilahiah, apakah engkau
tidak memperhatikan. Di air hujan, di air comberan, di air laut, di dalam
lumpur, bahkan di dalam debu sekalipun ada Aku, ada tanda-tanda Ku, ada
rahasia-Ku. Apakah engkau tidak memperhatikan, apakah engkau tidak
mengetahui, apakah engkau tidak berfikir … Padahal kita telah diberi akal …
Setiap Ruh yang masuk ke dalam tubuh manusia membawa
amanah ( Al Ahzab 33 : 72 ). Tidak disebutkan amanah itu apa. Mungkin amanah itu adalah tugas Ruh
hidup di dunia sebagai apa. Apakah sebagai khalifah ataukah sebagai
penjahat ataukah amanah itu adalah agama ??? Bila memang agama, tidak
dikatakan agamanya apa. A artinya tidak dan Gama
artinya kacau, jadi agama artinya tidak kacau. Tidak kacau
artinya damai. Islam artinya damai. Semua Ruh yang dilahirkan ke
dunia, apakah dia negro, bule, kuning, coklat, mata belo, mata sipit, tanpa
kecuali, mereka semua adalah Umat Allah, semuanya membawa amanah Allah, semua
umat membawa amanah agar damai, semua umat membawa amanah agar tidak membuat
kekacauan di muka bumi ini.
Perhatikan Surat Al Anbiya 21 :
92 : Sesungguhnya
agama kamu itu satu saja, dan Aku adalah Tuhan-mu, oleh karena itu sembahlah
Aku.
Apakah agama yang satu itu ??? Yaitu agama yang mengajarkan tentang fitrah. Agama yang
mengajarkan tentang keimanan, ketakwaan, kesucian, kedamaian, keselamatan,
kasih sayang, kesabaran, keikhlasan serta berserah diri kepada Allah… Berserah diri
adalah muslim… Itulah Islam.
Kita semua sudah muslim sejak di alam arwah. Jadi kita tidak perlu
ribut-ribut bertengkar mengenai masalah agama, karena semua agama mengajarkan
tentang fitrah dan fitrah itu sudah terprogram di dalam hati nurani semua umat
manusia. Kata Al Qur’an : Fitrah itu tidak pernah berubah (
Ar-Rum 30 : 30 ). Oleh karena itu, semua umat manusia
sama di mata Allah. Allah tidak melihat wajah dan harta kita. Allah hanya
melihat hati kita. Keimanan dan ketakwaanlah yang membedakan kita di mata
Allah apapun agamanya. Kita perhatikan Surat Al Maidah 5 : 3 : Dan telah Aku ridhoi Islam (fitrah,damai) menjadi
agamamu.
Dalam keadaan bathin yang meditatif ada perasaan
tenang dan tentram, damai dan bahagia. Terjadi ekstase, karena di dalam otak
kita terjadi proses pengeluaran hormon Endomorpin dan Melatonin yang
mempunyai efek ekstase. Tidak ada lagi rasa dendam yang membara di dalam
dada, tidak ada lagi rasa benci di dalam hati, karena apapun yang kita benci di
dalamnya ada tanda-tanda Allah, ada rahasia Allah, ada Essensi Dzat Ilahiah …
Pada tahap ini kita masuk ke dalam dimensi lain di luar jangkauan nalar, di
luar jangkauan ruang dan waktu. Situasi dan kondisi seperti itulah yang
disebut samadi, menurut Al Ghazali adalah tahap fana, dimana kita merasa lebur
dan larut, selanjutnya adalah kasyaf, terbukanya tabir.
Dari apa yang di ajarkan Nabi Muhammad serta generasi
penerusnya para sufi Al Hallaj, Jalaluddin Rumi dan Al Ghazali maupun bagi yang
bukan umat Islam Khrisnamurti, Charan Singh dan Ching Hay, tampak adanya
persamaan dalam rangka upaya untuk mencapai pencerahan atau makripat kepada
Dzat, yaitu melalui dzikir-meditasi. Bagi umat Islam
kesempurnaan keberagamaan bila telah mencapai iman, islam dan ikhsan. Iman dipelajari melalui ilmu ushuluddin, islam dipelajari melalui ilmu
fikih dan ikhsan hanya bisa dicapai melalui tasawuf. Jadi selain sholat lima
waktu, bagi umat islam yang ingin mencapai kesempurnaan, untuk mencapai
pencerahan, mau tidak mau kita harus melakukan latihan dzikir - meditasi untuk
melihat Cahaya Ilahi serta mendengarkan Shabda Ilahi agar bisa mencapai fana
dan kasyaf, agar bisa mencapai pencerahan dan makripat kepada Dzat, agar kita
menjadi insan kamil, yaitu manusia yang paling mulia di sisi Allah.
ass wrwb,,saat meditasi dzikir dgn mengosongkan fikiran alias tdk mikir apa2 alias hampa..bukankah itu saat yg di nanti jin kafir untuk memasuki manusia?apa gk bahaya pak?
BalasHapuswa'alaikum salam. Sejujurnya Allah bisa menyerupai apapun yg ada di dunia ini, akan tetapi tak satupun yg ada di dunia ini bisa menyerupai Allah.
HapusJika Anda membuka pintu hati dan meniatkan semua yang Anda lakukan hanya untuk mengenal kebesaran-Nya, Isya'allah Dia akan hadir dengan segala Kebesar-Nya. Akan-tetapi sebaliknya, jika apa yang akan kita lakukan adalah hanya sebagai pemuas napsu manusiawi kita, sudah barang tentu, Dia Yang Maha Kuasa akan memerintahkan Jin dan setan untuk menggagalkan segala upaya kita dalam mengenal Dia. Salam _()_ Rahayu!