Jumat, 30 Agustus 2013

TUNTUNAN MEDITASI Dengan ber- DZIKIR - bag 5

Tulisan Sebelumnya : TUNTUNAN MEDITASI   Dengan ber- DZIKIR - bag 4



Sekarang yang harus kita renungkan dan yang harus kita kaji ulang adalah apakah yang dilakukan Muhammad di gua Hiro sebelum beliau menjadi Nabi, sebelum beliau dinobatkan menjadi Rosulullah ??? Pada saat itu belum ada Al Qur’an dan Sunah Rosulullah saw sebagai pedoman hidup bagi umat Islam, belum ada perintah sholat seperti sekarang, namun beliau sangat berhasil mendekatkan diri dan berkomunikasi dengan Tuhan secara efektif.  Bagaimanakah caranya agar kita bisa dekat serta bisa berkomunikasi dengan Tuhan seperti beliau ???
Perhatikan Surat Al A’raaf 7 : 172 : Bukankah Aku Tuhanmu ??? Semua Ruh menjawab : Benar kami bersaksi. Surat Al Hijr 15 : 29 : Apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya, Aku tiupkan Ruh-Ku kepadanya.  Hanya ruh yang bisa berkomunikasi dengan Tuhan, karena  Ruh berasal dari Cahaya Allah, berarti Cahaya dengan Cahaya saling berkomunikasi. Sesuai dengan Hadits Rosulullah : Mengenal Tuhan harus melalui Tuhan.  Agar Ruh kita bangkit maka jasmani harus “dimatikan”, kerja otak harus dihentikan, otak harus berhenti berfikir.  Ego kita harus dimatikan agar kesadaran ruhnya bangkit untuk berkomunikasi dengan Allah… Hening, tanpa suara, tanpa kata-kata, karena yang bisa berkomunikasi serta yang akan kembali kepada Tuhan adalah RuhOleh karena itu hati harus bersih dari segala macam nafsu… Petunjuk dari Allah datangnya ke Hati, bukan ke otak… Jangan terpesona pada suara-suara yang lewat telinga, itu bisikan syaetan.  Bila mendengar bisikan atau suara lewat telinga kita mohon di dalam hati kepada Allah : Yaa Allah hamba mohon mujizatnya dua kalimah syahadat… sambil menahan nafas baca dalam hati dua kalimah syahadat,  melalui imaginasi tiupkan ke telinga kita yang menerima bisikan.  

Pada saat Rosulullah pertama kali menerima Firman Allah, beliau menggigil ketakutan karena mendengar suara yang menakutkan, bumi terasa berguncang. Ketika menerima Firman-firman Allah berikutnya, beliau sudah terbiasa, suara yang terdengar pun bervariasi, suatu ketika berdengung seperti suara lebah, kadang-kadang seperti suara lonceng, suara seruling, musik surgawi yang merdu.  Setelah mendengar suara-suara tersebut Rosulullah merasa bahwa Firman itu sudah ada di dalam qolbunya.   Dengan demikian sesungguhnya Al Qur’an - Kitab Allah sudah terprogram dalam hati kita masing-masing.

Perhatikan beberapa Firman Allah :
Dialah Jibril yang telah menurunkan Al Qur’an ke dalam qolbumu atas izin Allah  
( AL BAQARAH 2 : 97 )
 ( Al Qur’an ) ini adalah ayat-ayat yang nyata di dalam hati orang-orang yang diberi ilmu dan hanya orang-orang durjana yang mengingkari ayat-ayat Kami
( AL ANKABUT 29 : 49 .)
Dia (Allah) akan memberi petunjuk kepada Hatinya
( AT-TAGABUN 64 : 11 )
Sesungguhnya Al Qur’an yang mulia berada pada kitab yang terpelihara dan tidak tersentuh kecuali oleh mereka yang di sucikan ( AL WAQI’AH 56 : 77-78 )
Oleh karena itu Rosulullah bersabda :
Bacalah kitab yang kekal yang berada di dalam dirimu …
Barang siapa mengenal dirinya maka dia mengenal Tuhannya
Barang siapa mencari Tuhan keluar dari dirinya maka dia akan tersesat semakin jauh …!!!

Apa yang dimaksud kitab yang kekal yang berada di dalam dirimu…??? Itulah Al Qur’an yang mulia, Al Qur’an sejati yang ada di dalam diri …
Kenapa Rosulullah pun tidak menganjurkan mencari Tuhan ke Mekah, namun mencari Tuhan kedalam diri…???  Apakah Tuhan ada di Mekah …???

Perhatikan firman-firman ALLAH :
Bila hamba-hamba-KU bertanya tentang Aku, katakanlah bahwa Aku dekat ( AL BAQARAH 2 : 186 ). 
Lebih dekat Aku dari pada urat leher ( AL QAF 50 : 16 ). 
Akan Kami perlihatkan kepada mereka, tanda-tanda Kami disegenap penjuru dan pada diri mereka ( FUSHSHILAT 41 : 53 )
Dzat Allah meliputi segala sesuatu ( FUSHSHILAT 41 : 54 )
Dia bersamamu dimanapun kamu berada ( AL HADID 57 : 4 . )
Kami telah mengutus seorang utusan dalam diri-mu ( AT TAUBAH 9 : 128)
Di dalam dirimu apakah engkau tidak memperhatikan ( AZZARIYAT 52 : 21 ) Tuhan menempatkan diri antara manusia dengan kolbunya ( AL ANFAL 8:24 )

Tidak ada satu ayatpun yang mengatakan Allah ada di Mekah ...!!!???
Oleh karena itu wajarlah bila Rosulullah tidak menganjurkan mencari Tuhan ke Mekah, tapi mencari Tuhan ke dalam diri… agar tidak tersesat …!!!
Perjalanan menuju kepada Allah adalah perjalanan dari alam lahiriyah ke alam bathiniyah… Perjalanan yang transendental, perjalanan yang tidak masuk akal … Bukan perjalanan ke Masjidil Harom, bukan ke Mekah..

Menurut Charan Singh yang beragama Hindu :
Untuk bertemu dengan Tuhan, kita harus bisa mati selagi hidup. Kita harus meditasi, yaitu hening,  mengosongkan pikiran, menghampakan tubuh dan membawa aliran jiwa atau ruh ke suatu titik diantara dan dibelakang mata, yang disebut mata ke tiga, sambil dalam hati mengulang-ngulang nama Tuhan.  Dengan meditasi kita menyatukan jiwa atau ruh dengan kekuatan Cahaya dan Suara di dalam. Hanya dengan memusatkan perhatian kita ke mata ketiga itu sajalah kita bisa mendengar suara di dalam. Suara di dalam itulah yang akan menarik kita naik ke dalam cahaya. Yang dimaksud mata ketiga adalah pusat pikiran dan jiwa atau ruh dalam keadaan sadar, terletak ditengah-tengah dahi diantara kedua alis mata, lebih tepatnya lagi, kira-kira satu setengah inci dari pusat itu ke arah dalam. Selama kita masih belum menarik kesadaran kita ke pusat mata ketiga dan menghubungkannya dengan Ruh, dengan Sumber Suara, Sumber Firman di dalam, kita tidak dapat mati selagi hidup.  Proses kematian pun seperti itu, ruh kita akan tertarik naik mulai dari telapak kaki ke pusat mata ketiga.  Perbedaan penting adalah pada mati selagi hidup hubungan ruh dengan tubuh tidak terputus.  Setelah mencapai mata ketiga maka perjalanan ruh yang sesungguhnya akan dimulai.  Bila seluruh kesadaran telah meninggalkan tubuh bagian bawah dan kita telah melewati mata ke tiga, maka ruh kita akan keluar dari tubuh jasmani dan memasuki alam astral, Out Of Body Experience ( OOBE ). Tanpa mati selagi hidup, tanpa meditasi kita tidak bisa masuk ke dalam untuk berjumpa dengan Tuhan, Guru Sejati kita.  Satu-satunya jalan adalah melalui meditasi.  Tujuan meditasi adalah untuk memperoleh ketenangan serta perasaan cinta kasih di dalam hati.  Ketenangan baru diperoleh bila semua penutup telah disingkirkan dari jiwa, maka jiwa pun menjadi bersinar dan menjadi murni, sehingga layak untuk bersatu dengan Tuhan.   Meditasi adalah do’a tanpa kata-kata.  Do’a dengan kata-kata adalah sarana menuju meditasi.  Dengan meditasi kita berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan tanpa pamrih, berserah diri secara sempurna.   Meditasi adalah do’a yang sesungguhnya, do’a yang terbaik, yang amat sangat menyenangkan Tuhan, yang akan diterima Tuhan, karena Ruh kita ingin kembali bersatu dengan-Nya.
Pada puncak meditasi akan dicapai suatu kondisi “trance” mistik. Suatu tingkatan kenikmatan dimana kesadaran akan dunia materi hilang. Keheningan yang sangat dalam.  Kondisi seperti itulah yang disebut samadhi … akhirnya mencapai Yoga … artinya penyatuan, manunggal …dimana ruh kita memasuki alam ghoib. 
Istilah samadhi menurut Al Ghazali adalah mencapai tahap fana dan kasyaf.  Fana artinya lebur dan larut.  Kata Al Hallaj bagaikan anggur tercampur air murni.  Sedangkan kasyaf artinya terbukanya hijab atau tabir.  Perhatikan Surat Al Qaaf 50 : 22 : Mulai hari ini Aku buka tabir yang menutupi matamu, maka pandangan matamu menjadi tajam.  Dalam hal ini pandangan mata bathin kita, mata hati kita, mata kebijaksanaan kita akan menjadi tajam.

Bersambung :  TUNTUNAN MEDITASI   Dengan ber- DZIKIR - bag  6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar anda, like, G+, Tweeter atau apapun yang bisa meningkatkan mutu tulisan dan lebih bermanfaat bagi orang banyak.
semua komentar pasti akan di balas. Salam Rahayu!!