Tulisan Sebelumnya : TUNTUNAN MEDITASI Dengan ber- DZIKIR - bag 4
Bersambung : TUNTUNAN MEDITASI Dengan ber- DZIKIR - bag 6
Sekarang yang harus kita renungkan dan yang harus kita
kaji ulang adalah apakah yang dilakukan Muhammad di gua Hiro sebelum beliau
menjadi Nabi, sebelum beliau dinobatkan menjadi Rosulullah ??? Pada saat itu
belum ada Al Qur’an dan Sunah Rosulullah saw sebagai pedoman hidup bagi umat
Islam, belum ada perintah sholat seperti sekarang, namun beliau sangat berhasil
mendekatkan diri dan berkomunikasi dengan Tuhan secara efektif.
Bagaimanakah caranya agar kita bisa dekat serta bisa berkomunikasi dengan
Tuhan seperti beliau ???
Perhatikan Surat Al A’raaf 7 : 172 : Bukankah Aku
Tuhanmu ??? Semua Ruh menjawab : Benar kami bersaksi. Surat Al Hijr 15 : 29 : Apabila telah
Aku sempurnakan kejadiannya, Aku tiupkan Ruh-Ku kepadanya. Hanya ruh yang
bisa berkomunikasi dengan Tuhan, karena Ruh berasal dari Cahaya Allah,
berarti Cahaya dengan Cahaya saling berkomunikasi. Sesuai dengan Hadits
Rosulullah : Mengenal Tuhan harus melalui Tuhan. Agar Ruh kita bangkit maka jasmani harus “dimatikan”, kerja otak
harus dihentikan, otak harus berhenti berfikir. Ego kita harus dimatikan
agar kesadaran ruhnya bangkit untuk berkomunikasi dengan Allah… Hening, tanpa
suara, tanpa kata-kata, karena yang bisa berkomunikasi serta yang akan kembali
kepada Tuhan adalah Ruh. Oleh karena itu hati harus bersih dari segala
macam nafsu… Petunjuk dari Allah datangnya ke Hati, bukan ke
otak… Jangan terpesona pada suara-suara yang lewat telinga,
itu bisikan syaetan. Bila mendengar bisikan atau
suara lewat telinga kita mohon di dalam hati kepada Allah : Yaa Allah hamba
mohon mujizatnya dua kalimah syahadat… sambil menahan nafas baca dalam hati dua
kalimah syahadat, melalui imaginasi tiupkan ke telinga kita yang menerima
bisikan.
Pada saat Rosulullah pertama kali menerima Firman
Allah, beliau menggigil ketakutan karena mendengar suara yang menakutkan, bumi
terasa berguncang. Ketika menerima Firman-firman Allah berikutnya, beliau sudah
terbiasa, suara yang terdengar pun bervariasi, suatu ketika berdengung seperti
suara lebah, kadang-kadang seperti suara lonceng, suara seruling, musik surgawi
yang merdu. Setelah mendengar suara-suara tersebut Rosulullah merasa
bahwa Firman itu sudah ada di dalam qolbunya. Dengan demikian
sesungguhnya Al Qur’an - Kitab Allah sudah terprogram dalam hati kita
masing-masing.
Perhatikan beberapa Firman Allah :
Dialah Jibril yang telah menurunkan
Al Qur’an ke dalam qolbumu atas izin Allah
( AL BAQARAH 2 : 97 )
( Al Qur’an ) ini adalah
ayat-ayat yang nyata di dalam hati orang-orang yang diberi ilmu dan hanya
orang-orang durjana yang mengingkari ayat-ayat Kami
(
AL ANKABUT 29 : 49 .)
Dia (Allah) akan memberi petunjuk kepada Hatinya
(
AT-TAGABUN 64 : 11 )
Sesungguhnya Al Qur’an yang mulia
berada pada kitab yang terpelihara dan tidak tersentuh kecuali oleh mereka yang
di sucikan ( AL WAQI’AH 56 : 77-78 )
Oleh karena itu Rosulullah bersabda :
Bacalah kitab yang kekal yang berada di dalam dirimu …
Barang siapa mengenal dirinya maka dia mengenal
Tuhannya
Barang siapa mencari Tuhan keluar dari dirinya maka
dia akan tersesat semakin jauh …!!!
Apa yang dimaksud kitab yang
kekal yang berada di dalam dirimu…??? Itulah Al Qur’an yang mulia, Al Qur’an
sejati yang ada di dalam diri …
Kenapa Rosulullah pun tidak menganjurkan mencari Tuhan
ke Mekah, namun mencari Tuhan kedalam diri…??? Apakah Tuhan ada di Mekah
…???
Perhatikan firman-firman ALLAH :
Bila hamba-hamba-KU bertanya tentang
Aku, katakanlah bahwa Aku dekat ( AL BAQARAH 2 : 186 ).
Lebih dekat Aku dari pada urat leher
( AL QAF 50 : 16 ).
Akan Kami perlihatkan kepada mereka,
tanda-tanda Kami disegenap penjuru dan pada diri mereka ( FUSHSHILAT 41
: 53 )
Dzat Allah meliputi segala sesuatu ( FUSHSHILAT 41
: 54 )
Dia bersamamu dimanapun kamu berada ( AL HADID 57 :
4 . )
Kami telah mengutus seorang utusan
dalam diri-mu ( AT TAUBAH 9 : 128)
Di dalam dirimu apakah engkau tidak
memperhatikan ( AZZARIYAT 52 : 21 ) Tuhan menempatkan diri antara manusia dengan kolbunya ( AL ANFAL 8:24
)
Tidak ada satu ayatpun yang mengatakan Allah ada di
Mekah ...!!!???
Oleh karena itu wajarlah
bila Rosulullah tidak menganjurkan mencari Tuhan ke Mekah, tapi mencari Tuhan
ke dalam diri… agar tidak tersesat …!!!
Perjalanan menuju kepada
Allah adalah perjalanan dari alam lahiriyah ke alam bathiniyah… Perjalanan yang
transendental, perjalanan yang tidak masuk akal … Bukan perjalanan ke Masjidil Harom, bukan ke Mekah..
Menurut Charan Singh yang beragama Hindu :
Untuk bertemu dengan Tuhan, kita harus bisa mati
selagi hidup. Kita harus meditasi, yaitu hening, mengosongkan pikiran,
menghampakan tubuh dan membawa aliran jiwa atau ruh ke suatu titik diantara dan
dibelakang mata, yang disebut mata ke tiga, sambil dalam hati mengulang-ngulang
nama Tuhan. Dengan meditasi kita menyatukan jiwa atau ruh dengan kekuatan
Cahaya dan Suara di dalam. Hanya dengan memusatkan perhatian kita ke mata
ketiga itu sajalah kita bisa mendengar suara di dalam. Suara di dalam itulah yang
akan menarik kita naik ke dalam cahaya. Yang dimaksud mata ketiga adalah pusat
pikiran dan jiwa atau ruh dalam keadaan sadar, terletak ditengah-tengah dahi
diantara kedua alis mata, lebih tepatnya lagi, kira-kira satu setengah inci
dari pusat itu ke arah dalam. Selama kita masih belum menarik kesadaran kita ke
pusat mata ketiga dan menghubungkannya dengan Ruh, dengan Sumber Suara, Sumber
Firman di dalam, kita tidak dapat mati selagi hidup. Proses kematian pun
seperti itu, ruh kita akan tertarik naik mulai dari telapak kaki ke pusat mata
ketiga. Perbedaan penting adalah pada mati selagi hidup hubungan ruh
dengan tubuh tidak terputus. Setelah mencapai mata ketiga maka perjalanan
ruh yang sesungguhnya akan dimulai. Bila seluruh kesadaran telah meninggalkan
tubuh bagian bawah dan kita telah melewati mata ke tiga, maka ruh kita akan
keluar dari tubuh jasmani dan memasuki alam astral, Out Of Body
Experience ( OOBE ). Tanpa mati selagi hidup, tanpa meditasi kita tidak
bisa masuk ke dalam untuk berjumpa dengan Tuhan, Guru Sejati kita. Satu-satunya jalan adalah melalui meditasi. Tujuan
meditasi adalah untuk memperoleh ketenangan serta perasaan cinta kasih di dalam
hati. Ketenangan baru diperoleh bila semua penutup telah disingkirkan
dari jiwa, maka jiwa pun menjadi bersinar dan menjadi murni, sehingga layak
untuk bersatu dengan Tuhan. Meditasi adalah do’a tanpa kata-kata.
Do’a dengan kata-kata adalah sarana menuju meditasi. Dengan meditasi kita berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan tanpa
pamrih, berserah diri secara sempurna. Meditasi adalah do’a yang
sesungguhnya, do’a yang terbaik, yang amat sangat menyenangkan Tuhan, yang akan
diterima Tuhan, karena Ruh kita ingin kembali bersatu dengan-Nya.
Pada puncak meditasi akan dicapai suatu kondisi
“trance” mistik. Suatu tingkatan kenikmatan dimana kesadaran akan dunia materi
hilang. Keheningan yang sangat dalam. Kondisi seperti itulah yang disebut
samadhi … akhirnya mencapai Yoga … artinya penyatuan, manunggal
…dimana ruh kita memasuki alam ghoib.
Istilah samadhi menurut Al Ghazali adalah mencapai
tahap fana dan kasyaf. Fana artinya lebur dan larut. Kata Al Hallaj
bagaikan anggur tercampur air murni. Sedangkan kasyaf artinya terbukanya
hijab atau tabir. Perhatikan Surat Al Qaaf 50 : 22 : Mulai hari
ini Aku buka tabir yang menutupi matamu, maka pandangan matamu menjadi tajam. Dalam hal ini pandangan mata bathin kita, mata hati kita, mata
kebijaksanaan kita akan menjadi tajam.
Bersambung : TUNTUNAN MEDITASI Dengan ber- DZIKIR - bag 6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan komentar anda, like, G+, Tweeter atau apapun yang bisa meningkatkan mutu tulisan dan lebih bermanfaat bagi orang banyak.
semua komentar pasti akan di balas. Salam Rahayu!!