Selasa, 14 Mei 2013

bag 3. Meditasi Kristen

Kristen dan Meditasi Kaweruh Jendra Hayuningrat
Dupa yang di pakai para Pastur

Meditasi Kaweruh Jendra Hayuningrat adalah cara mengosongkan pikiran melalui teknik fisik dan mental tertentu seperti latihan relaksasi, menata nafas, menarik gambar dan melantunkan nyanyian alam ( AUM ) untuk mencari keadaan ketiadaan, suatu bentuk 'penyerapan' ke dalam kosmos atau 'Nirvana' " atau Kahanan Jati. Hal ini dilakukan untuk membuat meditator rentan atau peka terhadap pengaruh kejahatan rohani yang dapat mengisi kekosongan dalam pribadi seseorang.

Lain halnya dengan Meditasi Kristen, yang dalam pelaksanaannya dapat menggunakan beberapa 'teknik', seperti  lampu yang dipakai  relaksasi, lilin, musik, fokus pada kata-kata mantra ( do'a yang di ulang-ulang), gambar, cerita atau simbol untuk membantu melepaskan diri dari keprihatinan temporal dan dengan demikian akan tersedia ruang untuk Allah.


Tapi tujuannya adalah tidak untuk mencapai kekosongan, hanya  persekutuan dengan Allah yang hidup. Jadi, meditator Kristen mencari "suara Allah masih kecil" ini dapat kita jumpai di 1Raja-raja 19:12, yang merupakan cara Tuhan biasanya tampaknya berbicara kepada kita secara subjektif. Adalah untuk alasan ini pemazmur yang mendesak kita, "Diamlah dan ketahuilah (bukan hanya secara intelektual tapi experientially), bahwa Akulah Allah" (Mazmur 46:10,) dan 'Jiwaku, menunggu (diam, berhenti, masih) hanya kepada Allah. " (Mazmur 62:1,)
Dalam keadaan seperti ini bahwa meditator dapat menggunakan 'otak kiri'nya di luar kesadaran, untuk rendah hati merenungkan dalam terang Kitab Suci khususnya, tetapi juga dalam terang tulisan-tulisan orang-orang suci Kristen lainnya yang telah berlatih meditasi sejak berabad-abad silam. Seorang direktur rohani adalah harus bisa dan mampu memberikan sebuah manfaat yang besar, dalam membantu setiap orang yang ingin melihat dan menafsirkan suatu pengalaman rohaninya. Tanpa harus secara langsung membantu namun dengan hanya memberikan bimbingan. Akan tetapi tindakan ini sangat mengkawatirkan, sebab bisa saja muncul bahaya dari sebuah mistisisme sesat, yaitu seorang meditator Kristen akan  meyakinkan dirinya dan orang lain, bahwa suara ego palsu tersebut dibuat  halus serta ditinggikan, agar nampak seperti benar-benar "suara Allah" disinilah bahayanya, sebab tidak ada kontrol rohani yang bisa membuktikan bahwa ini sebuah kebenaran dari Allah sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar anda, like, G+, Tweeter atau apapun yang bisa meningkatkan mutu tulisan dan lebih bermanfaat bagi orang banyak.
semua komentar pasti akan di balas. Salam Rahayu!!